Menu Close

Beda IPv4 dan IPv6

Framework IPv4 dirancang untuk internet pada awalnya. Oleh karena kondisi akan kebutuhan yang lebih, maka berkembang pula generasi IPv6 untuk mengatasi segala keterbatasan dari IPv4. Generasi ke-4 dari telekomunikasi 4g mobile network berdasarkan pada IP telephony sepenuhnya, sebagai lawan dari dengan jaringan telepon circuit-switched tradisional. Semenjak itu diperkirakan bahwa semua alamat IPv4 yang tersedia akan habis sebelum 4G tersebar luas. Oleh karena itu, IPv6 dianggap sebagai fitur wajib pada perangkat yang dimaksudkan untuk dapat berjalan bersama dengan 4G.

Pada saat ini, sangat mustahal jika membayangkan komunikasi apa saja tanpa ‘Internet Protocol‘, atau IP. Jaringan yang ada sekitar kita meliputi broadband atau ragam bentuk lain dari koneksi internet yang disediakan oleh ISP, LAN, jaringan seluler, dan jaringan seperti Wi-Max, semuanya memakai IP.

Menurut analogi standar yang dipakai untuk mewakili sistem kerja internet, internet protocol adalah protokol lapisan network yang merangkum segmen data yang didapatkan dari lapisan transport yang lebih tinggi yang kemudian diteruskan ke jaringan masing-masing.

IPv4 muncul pada awal 1980 ketika konsep internet masih dalam tahap baru, telah menjadi standar IP selama lebih dari 20 puluh tahun. Sejak milenium sekarang ini, teknologi berkembang dan beralih ke jaringan yang lebih baru dengan arsitektur IPv6.

IPv4

  • Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit yang hadir dalam bentuk empat blok dari masing-masing 8 bit, dipisahkan oleh titik tanda ‘.’, dan tertulis dalam notasi desimal.
  • Setiap blok dari bit pada alamat, saat diterjemahkan dalam notasi desimal merupakan nilai numerik yang jatuh pada kisaran 0 sampai 255. Salah satu contoh alamat IPv4 adalah 10.3.184.160.
  • Terdapat kemungkinan sekitar 4 miliar alamat IPv4 dan tidak dapat ditugaskan secara acak pada setiap host atau network. Formasi dinamis LAN, VPN, dan jaringan mini yang lain, berdasarkan pada kebutuhan pada node yang berbeda.
  • Alamat IPv4 private dialokasikan untuk berbagai organisasi dan lembaga untuk melayani jaringan mereka dan dimasukkan menjadi 3 kelas berbeda.

A. 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B. 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C. 192.168.0.0 – 192.168.255.255

  • Kelas network sebenarnya merupakan wujud dari berapa banyak subnetwork, sebuah jaringan memiliki alamat pada kisaran tertentu dan telah disediakan sesuai kelas masing-masing.
  • Subnet mask adalah alamat lain yang dibentuk dalam format yang sama dengan alamat IPv4, yang mewakili jumlah host dan subnet jaringan tertentu yang dapat ditampung.

IPv6

  • Alamat IPv6 mempunyai 128 bit, tampil dalam bentuk delapan blok yang terpisah oleh tanda titik dua ‘:’ dan ditulis pada notasi heksadesimal. Contoh dari alamat IPv6 102: fc20: 12: 7d: 47: 4b: 2: f98d.
  • Oleh karena jumlah bit dalam alamat IPv6 tunggal adalah 128, maka ada kemungkinan jumlah alamat yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini akan dapat mengatasi masalah alamat IPv4.
  • IPv6 menjadi suatu kemajuan dalam evolusi IPv4. Jika IPv4 tergantung pada protokol seperti DHCP dalam membagikan alamat untuk network dan host, maka IPv6 secara otomatis terkonfigurasi pada network karena telah support ‘Stateless Address Auto Configuration’.
  • Struktur paket header IPv6 jauh lebih sederhana daripada yang dipakai oleh IPv4.
  • Protokol IPv6 tetap cocok dengan IPv4.
  • IPv6 mempunyai fitur keamanan dan mampu memberikan enkripsi, privasi, dan otentikasi.
  • Meski transmisi multicast data didukung dalam IPv4, ini akan memerlukan berbagai jenis algoritma pada penerapannya. Sedangkan pada IPv6, multicast routing ditangani jauh lebih baik.

Perpindahan menuju internet berbasis IPv6 telah dimulai sejak blok dari alamat IPv4 yang tersisa dialokasikan kembali di tahun 2011. Hingga detik ini, beberapa raksasa internet seperti Yahoo, Google, Facebook, dan banyak lainnya telah menggunakan arsitektur IPv6 pada server. Pada era berikutnya, dunia digital akan berganti ke jaringan IPv6 sepenuhnya.

Related Posts