Menu Close

Ciri Orangtua Narsis Terhadap Anaknya

Orang tua narsis selalu terobsesi dan bersifat posesif terhadap anak-anaknya. Bagi orangtua seperti ini, anak merupakan boneka yang dimaksudkan untuk keuntungan pribadi dan prestise. Gangguan kepribadian narsisistik membuat seseorang benar-benar terobsesi. Orang-orang ini tidak peduli tentang orang lain, kecuali mereka mendapatkan manfaat dari mereka. Gangguan ini dapat menyerang siapa saja dan tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.

Orang tua yang narsis sangat posesif kepada anak-anak mereka. Anak menjadi pusat perhatian orang tua, tanpa diberi ruang untuk bernapas dan kemandirian bagi anak untuk memilih. Anak-anak ini tumbuh dalam kehidupan yang tidak bisa mereka pilih, mirip kisah siti nurbaya.

Sifat orangtua narsis

Menanamkan perilaku ketergantungan
Orangtua narsis selalu menanamkan perilaku dependen dan kekanak-kanakan dalam diri anak. Hal ini berarti bahwa anak dibesarkan dengan terlalu banyak perawatan dan perhatian atau terlalu over. Anak dibuat untuk percaya bahwa dia tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan atau pengawasan orangtua. Anak menjadi tergantung pada orang tua, sehingga melumpuhkan sikap kemandirian dan juga dalam mengambil keputusan. Anak menjadi terbiasa melakukan apa yang orangtua katakan dan akan memerlukan izin untuk setiap tindakan dalam mengambil sebuah keputusan. Seperti kerbau dicocok hidungnya.

Posesif
Orang tua narsis sangat posesif dengan apa yang anak mereka sukai. Mereka menggunakan anak-anak sebagai media untuk mencerminkan impian mereka sendiri, aspirasi, dan harapan. Bagi mereka, anak hanyalah alat perlindungan dan pemuas diri. Mereka ingin melihat anak mereka berhasil di jalan yang dipilih oleh orang tua sehingga kredibilitas orangtua dalam pandangan masyarakat juga ikut naik. Sebagai contoh, seorang ayah yang menjadi pejabat pemerintah yang berhasil akan memastikan bahwa anaknya akan dapat menjadi seorang pejabat pemerintah yang berhasil juga. Setelah anak menjadi sukses dalam bidang yang dipilih orang tua, orang tua akan mengambil semua penghargaan atas prestasi anak.

Sisi lain dari posesif ini adalah jika dalam kasus anak memberontak atau tidak ingin mengikuti jalan yang sama, orang tua akan menjadi semakin cemburu dan ingin memaksa. Hal ini dapat menyebabkan dampak yang akan membawa ciri-ciri perilaku seperti:

  • Selalu marah terhadap anak.
  • Menyalahkan anak untuk segala sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan orangtua.
  • Menelantarkan anak.
  • Selalu mengkritik anak untuk setiap tindakan.
  • Kekerasan fisik.

Manipulasi
Orangtua narsis ingin dapat memanipulasi anak. Orangtua bisa menggunakan cara berikut untuk memastikan bahwa anak akan tetap bersama mereka:

  1. Anak dibuat merasa seolah-olah orangtua benar-benar tergantung pada anak dan membutuhkan bantuan untuk hidup dan melaksanakan tugas sehari-hari.
  2. Orangtua membuat anak merasa seolah-olah mereka adalah mitra, dan tujuan akhir tidak akan dapat dicapai tanpa kerja sama maksimal dari sang anak.
  3. Membuat anak merasa bersalah karena mencari kemerdekaan atau tidak menjadi anak yang baik bagi orangtua. Mereka membuat anak merasa malu dan dengan demikian memanipulasi anak untuk bekerja keras agar dapat memberikan rasa puas kepada orangtua.
  4. Ancaman dan hukuman untuk anak yang membangkang. Para orangtua narsis akan mengancam dan membahayakan anak.

Obsesi
Seseorang yang narsis pada umumnya terobsesi dengan diri mereka sendiri. Seorang ibu atau ayah yang narsis akan mencari perhatian dari orang lain. Mereka menikmati percakapan yang berkisar terhadap diri mereka sendiri dan ingin orang untuk menghargai mereka, gila hormat.

Satu-satunya cara untuk menghadapi dengan orang tua tersebut adalah membatasi diri dengan garis yang jelas. Anak-anak harus berhenti takut dan mencoba untuk menjadi mandiri sesegera mungkin. Orangtua akan menyadari bahwa anak ingin menjadi independen. Dari titik itu dan seterusnya, anak perlu belajar bagaimana untuk mengusir sifat manipulatif dari orangtua. Narsisme yang menjalar menjadi gangguan mental memerlukan perhatian, perawatan, kesabaran, dan waktu. Mencari konseling dapat membantu orangtua serta anak untuk mengatasi masalah dalam hubungan keluarga. Menjaga jarak yang sehat dari orangtua narsis adalah satu-satunya cara untuk menyelaraskan hubungan keluarga.

Related Posts