Menu Close

Dampak Negatif Pertambangan terhadap Lingkungan Hidup

Bagaimanakah kegiatan penambangan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan?. Artikel lingkungan hidup di bawah akan menjelaskan lebih detail. Kegiatan penambangan memerlukan pembukaan lahan yang luas. Bahan kimia yang digunakan dalam proses penambangan seringkali menyebabkan polusi dengan skala besar terhadap lingkungan.

Pertambangan mengacu pada proses ekstraksi logam dan mineral dari bumi yang dapat menghasilkan emas, perak, berlian, besi, batu bara dan uranium. Pertambangan menuai keuntungan besar bagi perusahaan yang memilikinya dan menyediakan lapangan kerja bagi sejumlah besar orang. Hal ini juga merupakan sumber pendapatan besar bagi pemerintah.

dampak buruk tambang

Pengaruh pertambangan terhadap lingkungan hidup

Teknik pertambangan hidrolik sering juga digunakan dalam penambangan emas. Metode ini dengan membuat peledakan di tepi sungai. Hal ini telah menyebabkan kerusakan permanen pada pohon, burung dan hewan. Senyawa yang sangat beracun juga digunakan untuk memisahkan emas dari sedimen dan batuan. Merkuri yang dilepaskan ke sungai ini akan memasuki rantai makanan melalui hewan air. Mereka yang mengonsumsi ikan memiliki risiko lebih besar menelan racun tersebut.

Dampak buruk pada tanah

  • Pertambangan membutuhkan lahan yang luas sehingga bumi dapat digali oleh para penambang. Untuk alasan ini, pelebaran area perlu untuk dilakukan di daerah, di mana penambangan harus dilakukan. Selain itu, vegetasi di daerah sekitarnya juga harus dibabat untuk membangun jalan dan sarana perumahan bagi para pekerja tambang. Berbagai kegiatan seperti di tambang batubara melepaskan debu dan gas ke udara. Dengan demikian, pertambangan merupakan salah satu penyebab utama deforestasi dan polusi udara.
  • Hutan yang ditebang untuk keperluan pertambangan adalah rumah bagi sejumlah besar organisme. Dengan deforestasi menyebabkan musnahnya habitat sejumlah besar hewan. dan mempertaruhkan kelangsungan hidup sejumlah besar spesies hewan. Penebangan dari pohon itu sendiri adalah sebuah ancaman besar bagi beberapa tanaman, pohon, burung dan hewan yang tumbuh di hutan. Hal ini berpengaruh negatif dengan apa yang disebut kenakeragaman hayati.
  • Meskipun langkah-langkah yang diambil untuk melepaskan limbah kimia ke sungai terdekat melalui pipa, sejumlah besar bahan kimia masih bocor dan masuk ke tanah. Hal ini akan mengubah komposisi kimia dari tanah. Selain itu, bahan kimia beracun membuat tanah tidak subur atau mungkin tidak bisa lagi untuk ditanami tanaman.

Dampak buruk pada air

  • Bahan kimia seperti merkuri, sianida, asam sulfat, arsen dan merkuri metil digunakan dalam berbagai tahap pertambangan. Sebagian besar bahan kimia yang dilepaskan ke sungai terdekat akan mencemari air. Terlepas dari pipa yang digunakan untuk membuang bahan kimia ke dalam air, kemungkinan kebocoran pipa akan selalu ada.
  • Pelepasan bahan kimia beracun ke dalam air jelas berbahaya bagi flora dan fauna di air. Selain polusi, proses pertambangan membutuhkan air dari sumber air di dekatnya. Misalnya, air yang digunakan untuk mencuci kotoran dari batubara. Hasilnya adalah bahwa kadar air dari sungai atau danau dari mana air yang digunakan akan berkurang. Organisme dalam air juga tidak memiliki cukup air untuk kelangsungan hidup mereka. Hal ini bahkan mencemari sungai dengan senyawa-senyawa berbahaya yang berhubungan dengan sulfida logam.
  • Pengerukan sungai adalah metode yang dipakai dalam pertambangan emas. Dalam metode ini, kerikil dan lumpur disedot dari daerah tertentu dari sungai. Setelah fragmen emas disaring, lumpur dan kerikil yang tersisa dilepaskan kembali ke sungai, meskipun di lokasi yang berbeda dari tempat yang sebelumnya diambil. Hal ini akan mengganggu aliran sungai yang dapat menyebabkan ikan dan organisme mati.

Penyebaran penyakit
Sisa-sisa limbah cair yang dibuang dalam lubang tambang akan tergenang. Hal ini menjadi tempat berkembang biak bagi penyakit yang terbawa air, yang menyebabkan serangga dan organisme seperti nyamuk untuk berkembang.

Contoh dampak negatif akibat pertambangan terhadap lingkungan

  1. Pada tahun 1995 di Guyana, lebih dari empat miliar liter air limbah yang mengandung sianida masuk ke anak sungai Essequibo, akibat bendungan tailing limbah yang runtuh. Semua ikan di sungai mati, tanaman dan hewan menjadi musnah, dan tanah terbanjiri oleh zat yang sangat beracun, membuat tanah tidak dapat digunakan lagi untuk pertanian. Sumber air minum bagi masyarakat lokal juga tercemar.
  2. Kahuzi Biega, sebuah taman nasional di Kongo, yang dinyatakan sebagai ‘Situs Warisan Dunia’ tahun 1980 karena kaya akan keanekaragaman hayati. Ribuan orang mulai melakukan penggalian tantalum dan kasiterit di ratusan lokasi di seluruh taman, sebagian besar hewan mati dalam kurun waktu 15-20 tahun. Jumlah spesies gorila grauer yang berada di daerah ini menurun secara signifikan.
  3. Pemerintah Indonesia menggugat perusahaan pertambangan emas untuk membuang limbah beracun, seperti arsenik dan merkuri ke Teluk Buyat. Akibatnya populasi ikan di teluk turun drastis. Orang-orang di daerah sekitarnya tidak bisa lagi makan ikan. Mereka juga menderita berbagai penyakit seperti sakit kepala terus menerus, penyakit kulit, tumor, dan kesulitan bernapas.

Dampak pertambangan terhadap lingkungan hidup mungkin tidak terjadi dengan segera, dan biasanya akan terlihat dampaknya terhadap lingkungan setelah beberapa tahun. Meskipun negara-negara maju memiliki norma-norma yang ketat tentang pertambangan, aturan tersebut dapat dengan mudah diabaikan di negara-negara yang kurang pengawasan yang ketat dari prosedur yang diikuti untuk pertambangan. Pertambangan menyoroti fakta tentang dampaknya yang negatif terhadap lingkungan dan diperlukan adanya pertimbangan dan musyawarah.

Related Posts