Menu Close

Dampak Pelecehan Terhadap Otak Anak dan Psikologis

Pelecehan terhadap anak sangat terbukti merusak, baik itu secara emosional dan fisik. Tidak hanya, makin banyak kasus pelecehan anak juga akan mempengaruhi perkembangan manusia dalam masyarakat. Mempelajari dampak psikologis akibat pelecahan, penganiayaan, dan kekerasan pada anak akan membantu mengatasi kerusakan lebih dini.

pelecehan anak

Pelecehan anak dapat disengaja atau tidak disengaja, yang dilakukan oleh orang tuanya, saudara, guru, wali, atau anak-anak yang lain. Hal semacam ini dapat terjadi di lingkungan rumah, sekolah, dan komunitas. Pelecehan anak menjadi salah satu tindak kejahatan yang seringkali tidak dilaporkan karena data yang terbatas. Beberapa riset di bidang ini telah mengungkapkan ciri umum di antara anak-anak yang dilecehkan. Pelecehan terhadap anak dapat dibagi menjadi beberapa bentuk sbb:

Pelecehan fisik
Melukai atau memakai alat untuk menghukum anak.

Pelecehan psikologis
Menyerang secara verbal, berteriak, menyebabkan kesedihan, meremehkan.

Pelecehan seksual
Membuat kontak dengan genitalia, memaksa anak untuk melakukan tindakan seksual.

Kelalaian
Tidak menyediakan anak kebutuhan dasar seperti kebersihan, makanan, pakaian, perawatan medis, serta kebutuhan emosional seperti perhatian dan kasih sayang.

KDRT
Mengekspos anak pada kekerasan dalam rumah tangga.

Pelecehan pada anak dapat berdampak parah selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah dalam perkembangan fisik dan emosional. Dampak pelecehan dapat bervariasi dari anak ke anak, tergantung pada usia, frekuensi pelecehan, hubungan anak dengan pelaku, dan kemampuan anak untuk mengatasinya. Seseorang yang mengalami bentuk pelecehan pada masa kecil akan menunjukkan perkembangan yang tertunda, orang-orang yang menjadi korban pelecehan seksual mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri karena perasaan malu dengan tindakan tersebut.

Dampak psikologis pelecehan pada anak

Penelitian menyatakan bahwa sejumlah anak yang mengalami pelecehan tidak begitu terpengaruh dan tetap dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang menjalani kehidupan normal. Meski begitu, banyak juga anak lainnya yang mengalami masalah tertentu dalam berbagai tingkat, dengan berbagai dampaknya seperti disebutkan di bawah ini:

  • Meningkatnya perhatian anak yang ditandai dengan kemelekatan.
  • Ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dan perasaan.
  • Kemungkinan timbulnya gangguan stres pasca trauma dan gangguan fobia.
  • Meningkatnya agresi karena ketidakmampuan mengenali emosi yang tertekan.
  • Kebingungan dan disosiasi saat menghadapi situasi stres.
  • Isolasi sosial karena ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kurangnya keakraban dengan orang lain
  • Perasaan rendah diri.
  • Kesulitan untuk memperhatikan sesuatu.
  • Kebencian pada diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri.
  • Penyalahgunaan obat, perilaku kekerasan, kelainan seksual, dan kecenderungan ingin bunuh diri.
  • Mengalami trauma jika teringat suatu kejadian yang melecehkan dirinya.

Dampak pelecehan terhadap perkembangan otak anak

Penganiayaan terhadap anak dalam bentuk fisik, verbal, dan seksual akan mempengaruhi aktivitas otak dan menjadi penyebab anak mempunyai perilaku tertentu. Hal ini juga telah diteliti oleh psikiatri di Harvard Medical School dengan dilakukan perbandingan otak manusia tanpa riwayat pelecehan dengan orang-orang yang telah menjadi korban pelecehan.

  • Korban pelecehan mempunyai korpus callosum yang lebih kecil. Hal ini dijumpai pada anak laki-laki dan perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual. Konektor yang menyusut tersebut juga terkait dengan gangguan kepribadian.
  • Ketidakstabilan akan nampak pada vermis serebelum, yaitu bagian otak yang mengatur perhatian dan emosi. Otak pada bagian ini lebih dipengaruhi oleh lingkungan eksternal daripada faktor genetik.
  • Oleh sebab pelecehan yang ekstensif, otak mengembangkan stres yang mempengaruhi sinyal otak dan belajar bereaksi berlebihan dalam semua situasi yang penuh tekanan.
  • Korban pelecehan yang aktif dengan tangan kanan menunjukkan adanya perubahan yang tidak biasa pada sisi kiri otak. Hal ini akan menjadi penyebab depresi dan gangguan ingatan pada korban.
  • Kondisi otak juga berkorelasi dengan pemikiran mengenai bunuh diri dengan korban yang mengalami penganiayaan, hal ini terjadi 5 kali lebih banyak daripada pada seseorang yang sehat.

Makin cepat pelecehan anak dikenali, maka semakin mudah mencegah kerusakan psikologis yang dapat berimbas buruk kemudian yang akan memperburuk situasi. Oleh karena banyak kasus yang tidak dilaporkan, maka akan sulit untuk mengatasi kerusakan yang dapat terjadi pada tahap mula. Pengobatan, terapi, dan keterlibatan dalam bermacam jenis aktivitas mengatasi stres dan relaksasi dapat membantu menyembuhkan trauma hingga batas tertentu.

Related Posts