Sistem barter merupakan awal mula dari semua bentuk kegiatan pertukaran dalam ekonomi. Ini adalah sistem pertukaran komersial dimana barang dan jasa ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang tertarik dengan imbalan barang dan jasa yang akan ditawarkan. Masing-masing pihak sepakat untuk melakukan pertukaran barang atau jasa tersebut. Dalam kesepakatan tersebut, masing-masing pihak bertindak sebagai pembeli dan penjual. Saat menerima barang yang diperlukan, salah satu pihak juga menyediakan barang yang pihak lain butuhkan.
Secara lebih jelas, setiap pihak yang terlibat harus memiliki sesuatu yang dicari pihak lain. Fenomena ini dikenal sebagai suatu kebetulan dari keinginan dan kesepakatan, dimana alat tukar seperti uang belum ada.
Keuntungan dari sistem barter
Meskipun sistem barter merupakan cara yang sangat kuno, namun sistem barter memiliki beberapa keuntungan.
- Hal terbaik mengenai kesepakatan barter adalah tidak terlibatnya uang. Sebagai contoh, A tidak mempunyai uang dan ingin membersihkan rumahnya, sementara A mempunyai sebuah lemari. A dapat mencari seseorang, sebut saja B, yang bersedia untuk membersihkan rumahnya dan ingin mendapatkan lemari yang dipunyai A. Setelah A dan B sama-sama menyatakan minat dalam sebuah penawaran, mereka langsung dapat melakukan barter satu sama lain. Dengan cara ini, keduanya mendapatkan apa yang mereka inginkan dan meminimalkan apa yang tidak mereka inginkan.
- Sistem barter dapat bermanfaat untuk membina hubungan bisnis simbiosis. Sewaktu kedua belah pihak membutuhkan barang dan jasa secara teratur, sistem barter adalah cara yang bagus untuk membangun itikad baik antara kedua belah pihak dengan meningkatkan kepercayaan dan integritas.
- Baik itu produk dan layanan, kualitasnya akan lebih terjamin ketika kedua belah pihak berhubungan satu sama lain dalam tempo yang lama. Suatu bentuk komplementer dalam hubungan bisnis, dimana masing-masing membutuhkan barang atau jasa, saling mengembangkan ketergantungan dan akhirnya berdampak pada reliabilitas.
Kelemahan dari sistem barter
Meskipun terdapat keuntungan seperti yang disebutkan di atas, sistem barter tidak bisa menangani seluk-beluk komersial yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang kompleks pada peradaban yang telah maju. Ini adalah apa yang menyebabkan konsep media pertukaran yaitu uang muncul ke permukaan.
- Tidak adanya alat pertukaran standar membuat sangat sulit untuk mengukur nilai barang dan jasa yang dipertukarkan. Dalam sistem barter, tidak ada cara obyektif untuk memastikan bahwa nilai pertukaran dari barang atau jasa yang terlibat adalah adil. Selain itu, ketiadaan uang juga akan membuat kualitas barang menjadi makin buruk dari waktu ke waktu.
- Masyarakat dalam peradaban maju membutuhkan beberapa bentuk standar tata kelola dan pemerintahan. Pemerintah harus memperoleh pendapatan dalam bentuk pajak untuk melaksanakan berbagai rencana kesejahteraan dan melakukan semua kegiatan legislatif, sosial, dan ekonomi yang diperlukan. Anda dapat menggambarkannya sendiri dengan cara anda, bagaimanakah jika uang sebagai alat tukar tidak ada. Disorganisasi mungkin saja terjadi jika orang membayar pajak tidak dalam bentuk uang tunai.
- Dengan tidak adanya uang sebagai alat patokan untuk mengukur nilai, salah satu atau kedua belah pihak yang barter kadang menjadi tidak yakin dengan kualitas barang ditukar. Mungkin saja salah satu pihak merasa bahwa kesepakatan yang ia tawarkan mempunyai nilai yang lebih tinggi atau lebih baik dari apa yang ia terima.
Sistem barter dapat menjadi solusi yang terbaik di zaman kuno. Sedangkan kegiatan ekonomi di peradaban maju membutuhkan hal yang lebih kompleks. Meski begitu, sistem barter masih dapat terlihat pada kasus yang sangat jarang terjadi di dunia modern. Dengan adanya alat tukar yaitu uang, kita dapat mengetahui lebih pasti mengenai nilai atau harga. Dalam kegiatan ekonomi manapun pasti akan menyangkut nilai. Dengan adanya alat tukar uang, nilai suatu barang atau jasa akan lebih mudah ditentukan.
